konfigurasi teks

anasfillah23

Kamis, 28 November 2013

Ciri dan sifat grafik fungsi kuadrat


Ciri dan sifat grafik fungsi kuadrat
Ciri dan sifat grafik fungsi kuadrat
Ciri dan sifat grafik fungsi kuadrat- Fungsi Kuadrat adalah : suatu fungsi yang mempunyai variabel dengan pangkat tertinggi 2. Fungsi kuadrat memiliki bentuk umum y=f(x)= ax2+bx+c dan a0, a, b, c R dan x merupakan variabel bebas.
Ciri grafik fungsi kuadrat berbentuk parabola :
  • Kurva mulus
  • Memiliki sumbu simetri
  • Memiliki titik balik, yaitu titik balik maksimum dan minimum
Sifat grafik fungsi kuadrat
  • Bila a>0, grafik fungsi kuadrat (parabola) menghadap ke atas (memiliki titik balik minimum)
  • Bila a<0, grafik fungsi kuadrat (parabola) menghadap ke bawah, (memiliki titik balik maksimum)
  • Semakin besar nilai a (dengan tidak memperhatikan tanda positif atau negatif), semakin kurus bentuk dari fungsi kuadrat, sebaliknya semakin kecil nilai a, makin gemuk bentuk fungsi kuadrat.
  • Nilai maksimum dan minimum (titik balik)
  • Deskriminan
  • Koordinat titik puncak (titik balik )
  • Titik simetris
  • Titik potong parabola dengan rumus y diperoleh jika x=0
Beberapa hal yang perlu diingat pada grafik fungsi y = ax2 +bx +c a, b, c R, a0
  • Titik stasioner
  • Definit Positif atau Negatif
    Jika D<0 dan a > 0,
    y selalu positif untuk setiap x (definit positif)
    a < 0
    y selalu negatif untuk setiap x (definit negatif)
    contoh:
    ax2+bx+c = 0
    1. Jika ax2+bx+c dapat difaktorkan nyatakan
    ax2+bx+c = (x-x1) (x-x2) dengan x1 dan x2 adalah akar persamaan kuadrat itu.
    2. Jika ax2+bx+c tidak dapat difaktorkan, gunakan metode melengkapkan kuadrat atau rumus kuadrat
    Deskriminan persamaan kuadrat tersebut dapat memberikan keterangan tentang titik potong. Titik potong dengan grafik x
    b2 -4ac > 0, dua titik potong berlainan
    b2 – 4ac = 0, grafik menyinggung sumbu x
    b2 – 4ac <0, tidak ada titik potong
    Kedudukan parabola terhadap sumbu x
    a > 0, D > 0 a > 0, D = 0 a > 0, D <0
    a < 0, D > 0 a < 0, D = 0 a < 0, D <0
Menentukan persamaan kurva dari sebuah persamaan kuadrat dengan ciri-ciri tertentu
1. Diketahui titik balik kurva
Persamaan kurva dari sebuah persamaan kuadrat yang memiliki titik balik (xe, ye) adalah
y= a (x1-xe)2 +ye
Contoh :
misalkan akan ditentukan persamaan parabola jika grafiknya mempunyai koordinat titik balik (1,4) dan melalui titik (0,3)
Diketahui :
xe= 1 x = 0
ye= 4 y= 3
Ditanya : persamaan parabola?
Jawab :
y = a (x1-xe)2 +ye
y = a (x1-1)2 +4
3= a (0-1)2 +4
(1,4)
3 = a (-1)2 +4
(0,3)
-x2+2x-3
3= a+4
3-4 = -a
-1= a
Jadi, persamaan parabolanya adalah
y = a (x-xe)2 +ye
y = -1 (x-1)2 +4
y = -1 (x2-2x+1) +4
y = -x2 +2x-1 +4
y= -x2 +2x -3
2. Diketahui titik potong kurva dengan sumbu x
Persamaan kurva jika diketahui grafiknya melalui titik (p1, 0) dan (p2, 0 ) adalah :
y = a(x-p1) (x-p2)
Dengan a ditentukan jika diketahui titik lain yang dilalui kurva
Contoh :
suatu parabola memotong sumbu x dititik (- ½, 0) dan (-3, 0). Tentukan persamaan parabola jika kurva melalui titik (-1, 2)
Jawab :
Misal persamaan parabola y = a(x-p1) (x-p2). Titik potong dengan sumbu x di (- ½, 0) dan (-3, 0) maka a (x+ ½ ) (x+3)
Kurva melalui titik (-1,2) maka
Y = a(x+1/2) (x+3)
2= a (-1 +½)( -1 +3)
2 = a(- ½) (2)
2= -(2)
2= -a
a= -2
Jadi persamaan parabola
y= – 2 (x+ ½) (x+3)
y= -2 ( x2 +3x + ½ x +)
y= -2 (x2 +x +)
y= -2×2-7x -3
3. Jika diketahui tiga titik yang dilalui parabolaPersamaan kuadrat, maka persamaan kuadratnya dapat ditentukan dengan menggunakan metode eliminasi dan sibstitusi.
Ciri dan sifat grafik fungsi kuadrat 
contoh :
Tentukan persaman parabola yang melalui titik-titik (-3,1), (-1,-5) dan (2,4)
Jawab:
Misalkan persamaan parabola y=ax2+bx+c melalui titik
(-3, -1) = a(-3)2 + b(-3) +c
= 9a-3b+c=-1………………..(1)

(-1,-5) = a(-1)2 +b (-1) +c = 5
= a-b+c = -5………………….(2)
(2,4) = a(2)2 +b(2) +c =4
=4a +2b+c +4…………………(3)
Dari persamaan 1, 2, 3 ditentukan nilai a, b, c sebagai berikut:
1) 9a -3b +c = -1
2) a – b+ c = -5
8a-2b = 4 atau 4a-b = 2 …….(4)
Persamaan 2 dan 3
2) a – b + c =-5
3) 4a +2b +c =-4
-3a-3b =- 9 atau –a – b =-3….(5)
Persamaan 4 dan 5
4a-b=2 persamaan 5
-a-b=-3 -a-b = -3
5a = 5 -1-b = -3
a = 1 -b = -3+1
-b = -2
b = 2
Dari persamaan( 2) untuk a =1 dan b=2, maka
a-b+c = -5
1-2+c = -5
-1+c = -5
c = -5+1
c = -4
Jadi, persamaan parabolanya adalah
y=ax2 +bx +c
y= 1(x)2 +2(x)-4
y=x2+2x-4
Karena a=1 (a>0) maka grafik terbuka keatas
4. Koordinat titik balik (h,k) bentuk persamaannya
y-k = a(x-h)2
Contoh:
titik balik kurva suatu fungsi kuadrat adalah (-2, -10). jika kurva tersebut melalui titik (2,6) tentukan persamaan fungsi tersebut :
Jawab:
Misalkan persamaan kurva y-k =a(x-h)2 dengan koordinat titik balik (h,k), maka (h,k) (-2, -10)
y-(-10) = a(x-(-2)) 2
y+10 =a(x+2)2
Kurva melalui titik (2,6), maka
y+10 = a (x+2)2
6+10 = a(2+2)2
16 = a.42
16 = a.16
a = 1
Jadi, persaman fungsi yang dimaksud adalah
y+10=(y+2)2 atau y+10 = x2 +4x +4
y = x2+4x +4-10
y = x2+4x-6
(-6,6)
(2,6)
karena maka grafiknya terbuka keatas
2). Fungsi didefinisikan dengan rumus f(x)= 2×2 –x+1, bayangan -3 oleh fungsi tersebut adalah…
Jawab:
f(x) = 2×2-x+1
Bayangan -3 oleh fungsi tertentu adalah f(-3)
Jadi, f(x) =2×2-x+1
f(-3)=2(-3)2-(-3)+1
=18+3+1
= 22
3). Diketahui f(x) =px +q, dimana f(4) = 12, dan f(-2) = 0
Ditanyakan
Nilai p dan q
Tulis rumus fungsi dengan menggantikan nilai p dan q yang telah didapatkan
Hitung f(-5)
Penyelesaian :
f(x) = px+q
f(4) = 4p+q
f(4) = 12
12 = 4p+q………..….Persamaan (1)

f(-2) = -2p+q
f(-2) = 0
0 = -2p+q…………..Persaaan (2)
Eliminasi persamaan (1) dan (2)
4p+q = 12
-2p+q = 0
6p = 12
p = 2
Substitusi p = 2 ke persamaan (1)
4p+q = 12
4(2)+q = 12
8+q = 12
q = 12-8
q = 4
Jadi p = 2 dan q = 4
Diketahui p = 2, q = 4
Maka rumus fungsinya adalah f(x) = 2x+4
f(x) = 2x+4
f(-5) = 2(-5)+4
f(-5) = -10 + 4
f(-5) = -6
4. Grafik fungsi kuadrat yang persamaannya y =ax2-5x-3 memotong sumbu x. Salah satu titik potongnya adalah (- ½,0), maka nilai a adalah …..
Penyelesaian:
Melalui titik (- ½ ,0), maka
y = ax2-5x-3
0 = a(- ½)2-5(- 1/2 )-3
0 = a + – 3
a + 0-2 = 0
a – 2= 0
a = 2
5. Koordinat titik balik dari grafik fungsi kuadrat yang persamaannya y = (x-1) (x-3) adalah….
Penyelesaian
y = (x-1) (x-3)
y = x2-3x-x+3
y = x2-4x+3
a = 1 b = -4 c = 3
koordinat titik balik
, -
= , -
= , -
= (2, -1)

http://fungsi.org/ciri-dan-sifat-grafik-fungsi-kuadrat

Minggu, 24 November 2013

golongan darah yang banyak digunakan adalah sistem ABO.

Salah satu sistem penggolongan darah yang banyak digunakan adalah sistem ABO. Berdasarkan sistem ini darah dikelompokkan menjadi 4 golongan darah, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O. Dasar penggolongan darah sistem ABO adalah keberadaan aglutinogen pada permukaan sel darah merah. Darah yang sel darah merahnya mengandung aglutinogen A disebut bergolongan darah A; darah yang sel darah merahnya mengandung aglutinogen B disebut bergolongan darah B; darah yang sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B disebut bergologan darah AB; dan darah yang sel darah merahnya tidak mengandung aglutinogen A maupun aglutinogen B disebut bergolongan darah O.

Golongan darah sangat penting untuk transfusi darah. Jika seseorang mendapatkan transfusi darah yang golongan darahnya berbeda hal ini bisa menimbulkan bahaya. Sebab hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya pembekuan atau penggumpalan darah. Golongan darah AB merupakan golongan darah yang dapat menerima transfusi dari golongan darah lain. Oleh karena itu, golongan darah AB disebut dengan resipien universal (penerima). Sebaliknya golongan darah O. dapat menjadi donor (pemberi) untuk semua golongan darah atau golongan darah O disebut sebagai donor universal. 

Skema transfusi darah seperti gambar di bawah ini.

Fungsi Plasma, Sel Darah Merah, Sel Darah Putih dan Keping Darah

Fungsi Plasma, Sel Darah Merah, Sel Darah Putih dan Keping Darah - Darahmerupakan jaringan yang tersusun atas plasma, sel darah merah, sel darah putih, dankeping darah. Kurang lebih 55% bagian dari darah adalah plasma.Darah mempunyai fungsi utama sebagai alat transportasi dimana darah dipompa oleh jantung dan dialirkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Berikut sel-sel dan komponen penyusun darah serta Fungsi Plasma, Sel Darah Merah, Sel Darah Putih dan Keping Darah:
1.  Plasma
Plasma adalah bagian cair darah dan sebagian besar tersusun oleh air. Sekitar 91% plasma darah terdiri atas air. Selebihnya adalah zat terlarut yang terdiri dari protein plasma (albumin, protrombin, fibrinogen, dan antibodi), garam mineral, dan zat-zat yang diangkut darah (zat makanan, sisa metabolisme, gas-gas, dan hormon).
2.  Sel darah merah
Sel darah merah tidak memiliki inti sel dan mengandung hemoglobin. Jumlah sel darah merah yang normal kurang lebih adalah 5 juta sel/mm3 darah. Sel darah merah dibentuk pada tulang pipih di sumsum tulang dan dapat hidup hingga 120 hari.
Fungsi sel darah merah: Megangkut sari-sari makanan dan oksigen ke seluruh sel dan jaringan tubuh. Oksigen diangkut oleh Heimoglobin (Hb).
3.  Sel darah putih
Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih
Fungsi sel darah putih : Melindungi tubuh dari benda asing seperti bakteri dan virus dengan cara memakan bakteri atau virus tersebut dengan kemampuan fagositosis
4.  Keping Darah
Keping darah berbentuk bulat atau lonjong. Ukurankeping darah lebih kecil daripada sel darah merah. Jumlahnyakurang lebih 300.000 pada tiap 1 mm3 darah. Keping darah hidupnya singkat, hanya 8 hari.
Fungsi keping darah : Berperan dalam proses pembekuan darah
Itulah materi mengenai Fungsi Plasma, Sel Darah Merah, Sel Darah Putih dan Keping Darah, semoga bermanfaat.

http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2012/10/fungsi-plasma-sel-darah-merah-sel-darah.html

SENI KRIYA

Kriya adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan tangan yang tinggi dalam proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata “Kr” (bhs Sanskerta) yang berarti ‘mengerjakan’, dari akar kata tersebut kemudian menjadi karya, kriya dan kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau obyek yang bernilai seni.
Seni kriya merupakan warisan seni budaya yang adi luhung, yang pada zaman kerajaan di Jawa mendapat tempat lebih tinggi dari kerajinan. Seni kriya dikonsumsi oleh kalangan bangsawan dan masyarakat elit sedangkan kerajinan didukung oleh masyarakat umum atau kawula alit, yakni masyarakat yang hidup di luar tembok keraton. Seni kriya dipandang sebagai seni yang unik dan berkualitas tinggi karena didukung olehcraftmanship yang tinggi, sedangkan kerajinan dipandang kasar dan terkesan tidak tuntas. Bedakan pembuatan keris dengan pisau baik proses, bahan, atau kemampuan pembuatnya.
Kriya bisa "meminjam" banyak pengetahuan dalam seni rupa murni seperti cara mematung atau mengukir untuk menghasilkan produk, namun tetap dengan tidak terlalu berkonsentrasi kepada kepuasan emosi seperti lazim terjadi misalnya pada karya lukis dan patung. Kriya juga lebih sering mengikuti tradisi daripada penemuan yang sering ditemukan secara individu oleh seorang perupa Kriya bisa berbentuk karya dari tanah, batu, kain, logam ataupun kayu.

A. UNSUR KARYA SENI KRIYA
Seni kriya mengutamakan terapan atau fungsi maka sebaiknya terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Utility atau aspek kegunaan
Ø Security yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan barang-barang itu.
Ø Comfortable, yaitu enaknya digunakan. Barang yang enak digunakan disebut barang terap. Barang-barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis yang tinggi.
Ø Flexibility, yaitu keluwesan penggunaan. Barang-barang seni kriya adalah barang terap yaitu barang yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya. Barang terap dipersyaratkan memberi kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
2. Estetika atau syarat keindahan
Sebuah barang terapan betapapun enaknya dipakai jika tidak enak dipandang maka pemakai barang itu tidak merasa puas. Keindahan dapat menambah rasa senang, nyaman dan puas bagi pemakainya. Dorongan orang memakai, memiliki, dan menyenangi menjadi lebih tinggi jika barang itu diperindah dan berwujud estetik.

B. JENIS - JENIS SENI KRIYA
      1. Seni kerajinan kulit
         adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah dimasak, kulit mentah atau kulit  sintetis. Contohnya: tas, sepatu, wayang dan lain-lain.
 





   >> contoh seni kerajinan kulit yang terbuat dari kulit telur

2. Seni kerajinan logam, ialah kerajinan yang menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu, emas, perak. Sedangkan teknik yang digunakan biasanya menggunakan sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Contohnya pisau, barang aksesoris, dan lain-lain.
 


 

 >> contoh hasil kerajian logam tembaga dan kuningan khas Cepego

3. Seni ukir kayu, yaitu kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kayu yang biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka dan lain-lain. Contohnya mebel, relief dan lain-lain.







  >> contoh seni kerajinan ukir kayu relief dari Jepara
4. Seni kerajinan anyaman, kerajinan ini biasanya menggunakan bahan rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok, dll. Contohnya: topi, tas, keranjang dan lain-lain.





    >> seni kerajinan anyaman daun pandan



5. Seni kerajinan batik, yaitu seni membuat pola hias di atas kain dengan proses teknik tulis (casting) atau teknik cetak (printing). Contohnya: baju, gaun dan lain-lain.





   >> contoh seni kerajianan batik Kebumen

6. Seni kerajinan keramik, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin, pembakaran dan glasir) sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya: gerabah, piring dan lain-lain.








>> contoh hasil kerajinan keramik Vas Shobido Koi 


C. FUNGSI DAN TUJAN SENI KRIYA
1. Sebagai benda pakai, adalah seni kriya yang diciptakan mengutamakan fungsinya, adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.
2. Sebagai benda hias, yaitu seni kriya yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan atau segi fungsinya.
3. Sebagai benda mainan, adalah seni kriya yang dibuat untuk digunakan sebagai alat permainan.


 D. CONTOH TOKOH DALAM SENI KRIYA 

   a) Patung
1. Dolorosa Sinaga (lahir di Sibolga, Sumatera Utara; 31 Oktober 1953) seorang pematung Indonesia. Karyanya banyak menampilkan keimanan, krisis, solidaritas, multikulturalisme, dan perjuangan wanita.
Karyanya cenderung memperlihatkan emosi tinggi yang khas, kebanyakan berwarna hijau dan memiliki bentuk sederhana. Kebanyakan figur berbentuk wanita.
salah satu hasil dari Dolorosa Sinaga yaitu :













>> hasil karya Dolorosa Sinaga yang berjudul " Lapindo Brantas "





2. I Nyoman Nuarta
Nyoman Nuarta adalah pematung Indonesia dan salah satu pelopor gerakan seni rupa baru (1976). Ia lahir di Tabanan Bali pada tanggal 14 November 1951. Nyoman Nuarta mendapatkan gelarnya dari Institut Teknologi Bandung dan hingga kini Nyoman Nuarta menetap di Bandung.
 contoh hasil karya I Nyoman Nuarta








>> hasil karya I Nyoman Nuarta yaitu patung wisnu yang ada di Bali


   b. Wayang

1. Sagio

 Sagio mengelola tempat pembuatan wayang di Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Seorang masterpiece yang selama lebih dari 30 tahun bertekun dalam pembuatan wayang. Proses belajarnya dari sang ayah (Jaya Perwita) dan seorang pembuat wayang senior Kraton Yogyakarta (MB Prayitno) membuatnya mampu mengenal karakter setiap tokoh wayang. Pengetahuan mendalam yang berpadu dengan semangat cinta wayang yang telah tumbuh sejak usia 11 tahun membuatnya mampu menghasilkan wayang dengan kualitas ultra.  



   
   c. batik

1. Iwan Tirta

adalah seorang perancang busana yang terkenal di Indonesia.  beliau lahir di Blora, Jawa Tengah 18 april 1935 – meninggal di Jakarta pada tanggal 31 Juli 2010 pada umur 75 tahun. karyanya sudah sangat di kenal oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia. beliau adalah lulusan dari London School of Economics dan Sekolah Hukum Yale. meskipun beliau belajar ilmu hukum namun hampir seluruh hidupnya didedikasikan untuk seni merancang batik.  hasil karya rancangannya terutama batik, telah digunakan oleh banyak kalangan atas di seluruh Indonesia. salah satunya adalah presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan dan Ibu Negara Nancy Reagan. 


  d. kerajinan anyaman





1.  I Gusti Putu Geria adlah seorang ahli pembuat anyaman bambu, rotan, dan daun lontar. beliau telah bertahun-tahun menggeluti dunia kerjianan anyaman ini. sehingga karyanya sudah sangat terkenal di Indonesia. meskipun beliau belajar seni menganyam secara otodidak, namun karyanya sangat bersaing dengan pengrajin lainnya. ciri khas karya beliau yang merupakan keunggulan dari karya beliau adalah penggunaan warna  cokelat gelap (dark mahagony) yang memberikan kesan natural, antik dan anggun menambah kecantikan dan keindahan berbagai produk kerajinan anyaman itu. hasil anyaman karya beliau telah diekspor ke berbagai negara seerti Jepang, Amerika Serikat, dan Australia.

Sumber :

www.yogyes.com/id/shopping/sagio-puppet/
http://en.wikipedia.org/wiki/Iwan_Tirta
mazgun.wordpress.com/2008/09/22/seni-kriya-nusantara/
id.wikipedia.org/wiki/I_Nyoman_Nuarta
id.wikipedia.org/wiki/Dolorosa_Sinaga
http://arifh.blogdetik.com/anyaman-bambu-rotan-dan-daun-lontar-hasil-karya-seni-i-gusti-putu-geria/

ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG

A. DAMPAK PENDUDUKAN JEPANG DALAM BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA
Aspek politik
Kebijakan pertama yang dilakukan Dai Nippon (pemerintah militer Jepang) adalah melarang semua rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, dikeluarkan peraturan yang membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional.
Selain itu, Jepangpun melakukan propaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia dengan cara:
a. Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia (ingat Hakko Ichiu?)
b. Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia)
c. Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar.
d. Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji
e. Menarik simpati organisasi Islam MIAI.
f.  Melancarkan politik dumping
g. Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta serta     Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari penahanan Belanda. 
Selain propaganda, Jepang juga melakukan berbagai tindakan nyata berupa pembentukan badan-badan kerjasama seperti berikut:
a.
Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual agar menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada Jepang.
b.
Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri dari berbagai macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).
Penerapan sistem Autarki (daerah yang harus memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan perang). Sistem ini diterapkan di setiap wilayah ekonomi. Contoh Jawa menjadi 17 daerah, Sumatera 3 daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah Angkatan Laut) 3 daerah. 
Setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang di Kalijati maka seluruh daerah Hindia Belanda menjadi 3 daerah pemerintahan militer:
1.
Daerah bagian tengan meliputi Jawa dan madura dikuasai oleh tentara keenambelas denagn kantor pusat di Batavia.
2.
Daerah bagian Barat meliputi Sumatera dengan kantor pusat di Bukit tinggi dikuasai oleh tentara keduapuluhlima.
3.
daerah bagian Timur meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusantara, Maluku dan Irian Jaya dibawah kekuasaan armada selatan kedua dengan pusatnya di Makassar.
Selain kebijakan politik di atas, pemerintah Militer Jepang juga melakukan perubahan dalam birokrasi pemerintahan, diantaranya adalah pembentukan organisasi pemerintahan di tingkat pusat dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou Sang In/dewan penasehat. Untuk mempermudah pengawasan dibentuk tiga pemerintahan militer yakni: 
1.
Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu, membawahi Jawa dan Madura dengan Batavia sebagai pusat dan dikenal dengan tentara ke enam belas dipimpin oleh Hitoshi Imamura.
2.
Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang membawahi Sumatera dengan pusat Bukit Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal dengan tentara ke dua puluh lima dipimpin oleh Jendral Tanabe.
3.
Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang membawahi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya Ujung Pandang (Makasar) yang dikenal dengan Armada Selatan ke dua dengan nama Minseifu dipimpin Laksamana Maeda.
Untuk kedudukan pemerintahan militer sementara khusus Asia Tenggara berpusat di Dalat/Vietnam. 
Aspek Ekonomi dan Sosial
Pada kedua aspek ini, Anda akan menemukan bagaimana praktek eksploitasi ekonomi dan sosial yang dilakukan Jepang terhadap bangsa Indonesia dan Anda bisa membandingkan dampak ekonomi dan sosial dengan dampak politis dan birokrasi.
Hal-hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang adalah sebagai berikut:
1)
Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.
2)
Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan merusak tanah.
3)
Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.
4)
Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk mengatasinya pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan barang secara besar-besaran melalui Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah. Dampak dari kondisi tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem ini menyebabkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun, kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda hampir di setiap desa di pulau Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7% dan untuk Purworejo (Jateng) angka kematian mencapai 224,7%. Bisa Anda bayangkan bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia pada masa Jepang (bahkan rakyat dipaksa makan makanan hewan seperti keladi gatal, bekicot, umbi-umbian).
Aspek Kehidupan Militer
Pada aspek militer ini, Anda akan memahami bahwa badan-badan militer yang dibuat Jepang semata-mata karena kondisi militer Jepang yang semakin terdesak dalam perang Pasifik.
Memasuki tahun kedua pendudukannya (1943), Jepang semakin intensif mendidik dan melatih pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini disebabkan karena situasi di medan pertempuran (Asia – Pasifik) semakin menyulitkan Jepang. Mulai dari pukulan Sekutu pada pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan sekitar Laut Karang (Agustus ’42 – Februari 1943). Kondisi tersebut diperparah dengan jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik (Agustus 1943).
Situasi di atas membuat Jepang melakukan konsolidasi kekuatan dengan menghimpun kekuatan dari kalangan pemuda dan pelajar Indonesia sebagai tenaga potensial yang akan diikutsertakn dalam pertempuran menghadapi Sekutu.
Di bawah ini Anda akan mempelajari bentuk-bentuk barisan militer yang dipersiapkan oleh Jepang antara lain:
A. DAMPAK PENDUDUKAN JEPANG DALAM BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA
Aspek politik
Kebijakan pertama yang dilakukan Dai Nippon (pemerintah militer Jepang) adalah melarang semua rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, dikeluarkan peraturan yang membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional.
Selain itu, Jepangpun melakukan propaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia dengan cara:
a. Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia (ingat Hakko Ichiu?)
b. Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia)
c. Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar.
d. Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji
e. Menarik simpati organisasi Islam MIAI.
f.  Melancarkan politik dumping
g. Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta serta     Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari penahanan Belanda.
Selain propaganda, Jepang juga melakukan berbagai tindakan nyata berupa pembentukan badan-badan kerjasama seperti berikut:

a.
Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual agar menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada Jepang.
b.
Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri dari berbagai macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).


BPUPKI

Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (atau dalam bahasa JepangDokuritsu Junbi Cosakaidilafalkan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Dokuritsu Junbi Chōsakai jp:独立準備調査会) adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan balatentara Jepang pada tanggal 29 April 1945 bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia. BPUPKI beranggotakan 67 orang yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase Yosio (orang Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.
Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat) yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh Raden Pandji Soeroso dengan wakil Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda Toyohiko (orang Jepang). Tugas dari BPUPKI sendiri adalah mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek poplitik, ekonomi, tata pemerintahan, dan hal-hal yang diperlukan dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka.
Pada tanggal 7 Agustus 1945Jepang membubarkan BPUPKI dan kemudian membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia(PPKI) atau dalam bahasa JepangDokuritsu Junbi Inkai, dengan anggota berjumlah 21 orang, sebagai upaya untuk mencerminkan perwakilan dari berbagai etnis di wilayah Hindia-Belanda[1], terdiri dari: 12 orang asal Jawa, 3 orang asal Sumatera, 2 orang asalSulawesi, 1 orang asal Kalimantan, 1 orang asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 orang asal Maluku, 1 orang asal etnis Tionghoa.

Awal persiapan kemerdekaan oleh BPUPKI[sunting | sunting sumber]

Kekalahan Jepang dalam perang Pasifik semakin jelas, Perdana Menteri JepangJenderal Kuniaki Koiso, pada tanggal 7 September1944 mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya. Dengan cara itu, Jepang berharap tentara Sekutu akan disambut oleh rakyat Indonesia sebagai penyerbu negara mereka, sehingga pada tanggal 1 Maret 1945 pimpinan pemerintah pendudukan militer Jepang di JawaJenderal Kumakichi Harada, mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelididki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, yang dinamakan "Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia" (BPUPKI) atau dalam bahasa JepangDokuritsu Junbi Cosakai. Pembentukan BPUPKI juga untuk menyelidiki, mempelajari dan memepersiapakan hal-hal penting lainnya yang terkait dengan masalah tata pemerintahan guna mendirikan suatu negara Indonesia merdeka.
BPUPKI resmi dibentuk pada tanggal 29 April 1945, bertepatan dengan ulang tahun kaisar JepangKaisar HirohitoDr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat, dari golongan nasionalis tua, ditunjuk menjadi ketua BPUPKI dengan didampingi oleh dua orang ketua muda (wakil ketua), yaitu Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio (orang Jepang). Selain menjadi ketua muda,Raden Pandji Soeroso juga diangkat sebagai kepala kantor tata usaha BPUPKI (semacam sekretariat) dibantu Masuda Toyohiko danMr. Abdoel Gafar Pringgodigdo. BPUPKI sendiri beranggotakan 67 orang, yang terdiri dari: 60 orang anggota aktif adalah tokoh utama pergerakan nasional Indonesia dari semua daerah dan aliran, serta 7 orang anggota istimewa adalah perwakilan pemerintah pendudukan militer Jepang, tetapi wakil dari bangsa Jepang ini tidak mempunyai hak suara (keanggotaan mereka adalah pasif, yang artinya mereka hanya hadir dalam sidang BPUPKI sebagai pengamat saja).

Selama BPUPKI berdiri, telah diadakan dua kali masa persidangan resmi BPUPKI, dan juga adanya pertemuan-pertemuan yang tak resmi oleh panitia kecil di bawah BPUPKI, yaitu adalah sebagai berikut :

Sidang resmi pertama[sunting | sunting sumber]

Persidangan resmi BPUPKI yang pertama pada tanggal29 Mei-1 Juni 1945
Pada tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pelantikan dan sekaligus seremonial pembukaan masa persidangan BPUPKI yang pertama di gedung "Chuo Sangi In", yang pada zaman kolonial Belanda gedung tersebut merupakan gedung Volksraad (dari bahasa Belanda, semacam lembaga "Dewan Perwakilan Rakyat Hindia-Belanda" di masa penjajahan Belanda), dan kini gedung itu dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila, yang berlokasi di Jalan Pejambon 6 – Jakarta. Namun masa persidangan resminya sendiri (masa persidangan BPUPKI yang pertama) diadakan selama empat hari dan baru dimulai pada keesokan harinya, yakni pada tanggal 29 Mei 1945, dan berlangsung sampai dengan tanggal 1 Juni 1945, dengan tujuan untuk membahas bentuk negara Indonesia, filsafat negara "Indonesia Merdeka" serta merumuskan dasar negara Indonesia.
Upacara pelantikan dan seremonial pembukaan masa persidangan BPUPKI yang pertama ini dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI dan juga dua orang pembesar militer jepang, yaitu: Panglima Tentara Wilayah ke-7, Jenderal Izagaki, yang menguasai Jawa serta Panglima Tentara Wilayah ke-16, Jenderal Yuichiro Nagano. Namun untuk selanjutnya pada masa persidangan resminya itu sendiri, yang berlangsung selama empat hari, hanya dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI.
Sebelumnya agenda sidang diawali dengan membahas pandangan mengenai bentuk negara Indonesia, yakni disepakati berbentuk "Negara Kesatuan Republik Indonesia" ("NKRI"), kemudian agenda sidang dilanjutkan dengan merumuskan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk hal ini, BPUPKI harus merumuskan dasar negara Republik Indonesia terlebih dahulu yang akan menjiwai isi dari Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri, sebab Undang-Undang Dasar adalah merupakan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Guna mendapatkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, maka agenda acara dalam masa persidangan BPUPKI yang pertama ini adalah mendengarkan pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara Republik Indonesia itu adalah sebagai berikut :
  1. Sidang tanggal 29 Mei 1945Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas dasar negara Republik Indonesia, yaitu: “1. Peri Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5. Kesejahteraan Rakyat”.
  2. Sidang tanggal 31 Mei 1945Prof. Mr. Dr. Soepomo berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima prinsip dasar negara Republik Indonesia, yang beliau namakan "Dasar Negara Indonesia Merdeka", yaitu: “1. Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3. Mufakat dan Demokrasi; 4. Musyawarah; dan 5. Keadilan Sosial”.
  3. Sidang tanggal 1 Juni 1945Ir. Soekarno berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negaraRepublik Indonesia, yang beliau namakan "Pancasila", yaitu: “1. Kebangsaan Indonesia; 2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan; 3. Mufakat atau Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; dan 5. Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno tersebut kemudian dikenal dengan istilah "Pancasila", masih menurut beliau bilamana diperlukan gagasan mengenai rumusan Pancasila ini dapat diperas menjadi "Trisila" (Tiga Sila), yaitu: “1. Sosionasionalisme; 2. Sosiodemokrasi; dan 3. Ketuhanan Yang Berkebudayaan”. Bahkan masih menurut Ir. Soekarno lagi, Trisila tersebut bila hendak diperas kembali dinamakannya sebagai "Ekasila" (Satu Sila), yaitu merupakan sila: “Gotong-Royong”, ini adalah merupakan upaya dari Bung Karno dalam menjelaskan bahwa konsep gagasan mengenai rumusan dasar negara Republik Indonesia yang dibawakannya tersebut adalah berada dalam kerangka "satu-kesatuan", yang tak terpisahkan satu dengan lainnya. Masa persidangan BPUPKI yang pertama ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila dan tanggal1 Juni ditetapkan dan diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Pidato dari Ir. Soekarno ini sekaligus mengakhiri masa persidangan BPUPKI yang pertama, setelah itu BPUPKI mengalami masa reses persidangan (periode jeda atau istirahat) selama satu bulan lebih. Sebelum dimulainya masa reses persidangan, dibentuklah suatu panitia kecil yang beranggotakan 9 orang, yang dinamakan "Panitia Sembilan" dengan diketuai oleh Ir. Soekarno, yang bertugas untuk mengolah usul dari konsep para anggota BPUPKI mengenai dasar negara Republik Indonesia.

Masa antara sidang resmi pertama dan sidang resmi kedua[sunting | sunting sumber]

Naskah Asli "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter" yang dihasilkan oleh "Panitia Sembilan" pada tanggal 22 Juni1945
Sampai akhir dari masa persidangan BPUPKI yang pertama, masih belum ditemukan titik temu kesepakatan dalam perumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, sehingga dibentuklah "Panitia Sembilan" tersebut di atas guna menggodok berbagai masukan dari konsep-konsep sebelumnya yang telah dikemukakan oleh para anggota BPUPKI itu. Adapun susunan keanggotaan dari "Panitia Sembilan" ini adalah sebagai berikut :
  1. Ir. Soekarno (ketua)
  2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua)
  3. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota)
  4. Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. (anggota)
  5. Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota)
  6. Abdoel Kahar Moezakir (anggota)
  7. Raden Abikusno Tjokrosoejoso (anggota)
  8. Haji Agus Salim (anggota)
  9. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
Sesudah melakukan perundingan yang cukup sulit antara 4 orang dari kaum kebangsaan (pihak "Nasionalis") dan 4 orang dari kaum keagamaan (pihak "Islam"), maka pada tanggal 22 Juni 1945 "Panitia Sembilan" kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter", yang pada waktu itu disebut-sebut juga sebagai sebuah "Gentlement Agreement". Setelah itu sebagai ketua "Panitia Sembilan", Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada anggota BPUPKI berupa dokumen rancangan asas dan tujuan "Indonesia Merdeka" yang disebut dengan "Piagam Jakarta" itu. Menurut dokumen tersebut, dasar negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
  1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya,
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
  3. Persatuan Indonesia,
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rancangan itu diterima untuk selanjutnya dimatangkan dalam masa persidangan BPUPKI yang kedua, yang diselenggarakan mulai tanggal 10 Juli 1945.
Di antara dua masa persidangan resmi BPUPKI itu, berlangsung pula persidangan tak resmi yang dihadiri 38 orang anggota BPUPKI. Persidangan tak resmi ini dipimpin sendiri oleh Bung Karno yang membahas mengenai rancangan "Pembukaan (bahasa Belanda: "Preambule") Undang-Undang Dasar 1945", yang kemudian dilanjutkan pembahasannya pada masa persidangan BPUPKI yang kedua (10 Juli-17 Juli 1945).

Sidang resmi kedua[sunting | sunting sumber]

Persidangan resmi BPUPKI yang kedua pada tanggal 10 Juli-17 Juli 1945
Masa persidangan BPUPKI yang kedua berlangsung sejak tanggal 10 Juli1945 hingga tanggal 17 Juli 1945. Agenda sidang BPUPKI kali ini membahas tentang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kewarganegaraanIndonesia, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, serta pendidikan dan pengajaran. Pada persidangan BPUPKI yang kedua ini, anggota BPUPKI dibagi-bagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia kecil yang terbentuk itu antara lain adalah: PanitiaPerancang Undang-Undang Dasar (diketuai oleh Ir. Soekarno), PanitiaPembelaan Tanah Air (diketuai oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso), dan Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta).
Pada tanggal 11 Juli 1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas pembentukan lagi panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang Dasar, yang beranggotakan 7 orang yaitu sebagai berikut :
  1. Prof. Mr. Dr. Soepomo (ketua panitia kecil)
  2. Mr. KRMT Wongsonegoro (anggota)
  3. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota)
  4. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
  5. Mr. Raden Panji Singgih (anggota)
  6. Haji Agus Salim (anggota)
  7. Dr. Soekiman Wirjosandjojo (anggota)
Pada tanggal 13 Juli 1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas hasil kerja panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang Dasar, yang beranggotakan 7 orang tersebut.
Pada tanggal 14 Juli 1945, sidang pleno BPUPKI menerima laporan panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang dibacakan oleh ketua panitianya sendiri, Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut membahas mengenai rancangan Undang-Undang Dasar yang di dalamnya tercantum tiga masalah pokok yaitu :
  1. Pernyataan tentang Indonesia Merdeka
  2. Pembukaan Undang-Undang Dasar
  3. Batang tubuh Undang-Undang Dasar yang kemudian dinamakan sebagai "Undang-Undang Dasar 1945", yang isinya meliputi :
Konsep proklamasi kemerdekaan negara Indonesia baru rencananya akan disusun dengan mengambil tiga alenia pertama "Piagam Jakarta", sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat "Piagam Jakarta". Sementara itu, perdebatan terus berlanjut di antara peserta sidang BPUPKI mengenai penerapan aturan IslamSyariat Islam, dalam negara Indonesiabaru. "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter" pada akhirnya disetujui dengan urutan dan redaksional yang sedikit berbeda.